Adalah satu pengalaman yang menarik bisa ikut serta dalam acara Seminar Freelancing, Done Right! Lewat seminar yang di gelar oleh Arus Media, di Cafe Au Lait, Cikini, saya bisa belajar banyak hal terkait dengan dunia freelance. Dan juga tentunya bertemu dengan banyak orang yang sudah sukses berkarir, baik itu yang masih tetap sebagai freelance ataupun sudah berkembang menjadi sebuah management bussiness yang lebih baik lagi.
Pesan utama yang saya tangkap dari seminar tersebut adalah, tidak selamanya kita menjadi seorang freelance. Umur kita bertambah dan kebutuhan kita juga semakin berkembang. Bekerja sebagai freelancer adalah proses belajar untuk menjadi lebih proffesional di bidang yang digeluti secara khusus. Selain itu kita belajar untuk bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Belajar memanage diri kita dan terutama keuangan kita sendiri. Hal yang menarik saya tangkap dari pesan Chandra Marsono, beliau mampu memisahkan antara Uang Pribadi dengan Uang Perusahaan. Meskipun beliau sudah memiliki perusahaan sendiri yang berhasil dibangun dengan susah payah, beliau tetap menetapkan standard gaji atas dirinya sendiri, lebih dari itu adalah uang perusahaan. Ini adalah satu hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh kebanyakan freelancer yang cenderung menganggap semua uang yang didapatkan dari setiap project adalah uangnya sendiri, sehingga merasa bebas untuk menggunakannya untuk apa saja. Man... Don't forget, kita hidup di Indonesia, Jakarta... Tempat dimana banyak sekali orang-orang yang berperilaku konsumtif, dan para pelaku bisnis/pedagang sangat memanfaatkan celah ini. Banyak sekali godaan dalam hal membelanjakan semua uang yang ada di dompet anda.
Sementara dari pesan yang di sampaikan Harry JH dan Ardy Muswardi dari Digital Grafis, dengan tema Freelance is not a Rockstar. Bahwa freelance mungkin dilihat oleh masyarakat umum adalah pekerjaan yang "wah!". Dengan duduk di cafe, browsing-browsing, buka facebook, cek email, tiba-tiba terima kiriman dollar ke rekening anda. Life was so perfect, but actually wasn't that perfect. Tidak semudah dan tidak seenak itu menjadi seorang freelance yang berhasil. Banyak sekali jatuh bangun yang harus dihadapi oleh seorang freelance dalam karir mereka menanjak ke atas. Juga ditekankan betapa pentingnya proffesionalisme dalam bisnis freelance. Karena kita sendirilah yang menjadi ujung tombak atas usaha yang sedang kita jalani.
Hal menarik lainnya bisa kita simak dari penuturan Ollie, pemilik situs jual beli buku online, kutukutubuku.com. Dia sempat mamaparkan berapa banyak yang bisa ia hasilkan dari usahanya. Namun tidak kalah hebat jatuh bangun yang dia alami untuk merintis usaha tersebut hingga bisa menjadi seperti sekarang. Tidak lupa ia menyampaikan bahwa apabila usaha kita jalani dengan passion yang kita punya. Maka besar kemungkinan kita bisa menjadi sukses dalam usaha freelance yang kita geluti. Namun saya sangat mengagumi keuletan Ollie dalam menjalankan hobby sekaligus usahanya secara bersamaan.
Banyak sekali hal berguna yang saya dapatkan dari seminar ini. Sedikit obrolan singkat dengan Chandra Marsono disaat breaktime juga memberikan banyak inspirasi untuk saya. Beliau tidak ragu untuk mensharingkan pengalamannya agar berguna untuk orang-orang di sekitarnya. Juga cerita dari Aria Rajasa yang sangat bersemangat untuk memotivasi para freelancer-freelancer dengan membangun situs Ruang Freelance bersama dengan Tim Arus Media. Saya sangat berterimakasih atas sharing yang dibagikan oleh para pembicara di Seminar Ruang Freelance, juga para penyelenggaranya.